Pernahkah terberesit dalam pikiran Anda untuk mengungkap tabir yang
menyelimuti alam jin /gaib. Ada apa di balik dunia sana yang penuh tanda
tanya. Misteri alam gaib selalu saja terselimuti kabut yang tebal dan
tak ada satu ilmu pengetahuan yang bisa mengungkap keberdaan alam gaib.
Banyak di antara kita, terutama orang yang menganut filsafat barat
tentang eksistensialisme menolak keberadaan alam gaib. Mereka selalu
berpikiran dunia tanpa materi itu tidak ada. Meterialisme adalah hakikat
semua kehidupan di alam dunia ini dan tak ada kehidupan lain selain
kehidupan yang kasat mata.
Padahal beberapa ilmuan fisika berpendapat tentang hakikat sesuatu benda
itu sebenarnya tak berwujud. Satuan terkecil dari suatu benda adalah
atom, atom terdiri atas inti atom dan elektron. Nah, yang namanya
elektron itu terus bergerak mengintari atom.
Dan tak ada alat yang bisa melihat elektron secanggih apa pun mikrosof
tersebut. Dengan sinar gamma pun tak mampu melihat elektron yang menjadi
hakikat suatu benda. Dan elektorn itu terus bergerak.
Hal itu menyimpulkan bahwa tak ada benda yang benar-benar diam dalam
kehidupan ini. Batu, meja, kursi, tiang, pohon, sesungguhnya yang
menjadi inti benda-benda tersebut terus bergerak berputar seperti bumi
yang mengelilingi matahari.
Memang semua ilmu pengetahuan alam tidak bisa mengungkap semua rahasia
alam. Alam mempunyai caranya tersendiri dalam menunjukan jati diri
kepada manusia. Seperti halnya misteri alam gaib.
Pernahkah Anda bertanya di mana sebenarnya misteri alam gaib. Apakah
alam gaib itu masih berada di dalam dunia sehingga kita bergesekan tiap
saat dengan mereka. Ataukah alam gaib itu mempunyai dimensi lain yang
mempunyai dimensi ruang dan waktu yang berbeda dengan dunia kita.
Namun, jika dimensi mereka berbeda kenapa ada beberapa orang yang
mengaku bisa melihat alam gaib atau menyikap kabut yang mengahalagi
kehidupan kita.
Saya akan mengatakan bahwa orang bisa melihat alam gaib itu adalah
bohong belaka karena alam gaib dan dalam nyata itu terpisah dengan
kematian.
Jika mereka yang sudah mati mereka barulah memasuki alam gaib, yang
disebut dengan alam kubur atau alam barzah, kemudian mereka akan
memasuki alam gaib yang disebut alam hisab atau hari kebangkitan di mana
manusia dibangkitkan dari kematiannya.
Dan yang terakhir adalah alam akhirat alam akhir dari segalanya yaitu
surga dan nereka. Inilah yang dinamakan alam keabadian. Jika dia orang
yang baik maka dia akan memasuki alam surga dan abadi dalam kebahagian
sedangkan orang-orang berdosa akan masuk neraka yang abadi dalam
kesengsaraan.
Mungkin yang mereka sebut dengan alam gain, itu adalah alam jin.
Sedangkan yang namanya jin itu hidup di alam dunia. Mereka bukanlah
mahluk gaib mereka adalah mahluk kasat mata, hanya saja materi yang
membentuk mereka bukanlah dzat padat tapi merupakan gas, sama seperti
halnya api.
Karena jin tercipta dari api, jadi unsur pembentuk mereka adalah gas
panas yang sangat halus. Karena wujud mereka sangat halus jadi indera
kita tidak bisa melacak keberadaannya. Kecuali dengan kepekaan indera
tingkat tinggi, yaitu indera keenam, yang sering disebut para sprititual
dengan mata batin.
Memang benar jin itu dapat dilihat dengan kasat mata, asalkan kita mau
percaya. Mereka juga mahluk tuhan yang hidup di alam dunia bukan hidup
di alam gaib. Mereka juga mempunyai kebudayaan dan peradaban seperti
kita. Hanya saja unsur-unsur yang membentuk mereka berbeda dengan
unsur-unsur yang membentuk manusia.
Sehingga kita hidup bisa berdampingan dengan mereka tanpa harus berebut
kekuasaan lahan. Coba saja anda banyangkan jika jin dan manusia
mempunyai unsur pembentuk materi yang sama. Mungkin peperangan akan
semakin menjadi-jadi. Manusia dengan manusia saja sering cekcok,
ditambah lagi dengan jin.
Maka dunia ini akan semakin sempit dan kacau. Oleh karena itu, Tuhan
menciptakan jin itu berbeda dengan manusia, agar kita tak bisa saling
sapa atau saling berebut kekuasaan. Tuhan Maha adil dan tahu apa yang
terbaik untuk semua mahluknya.
Kadang kala jin sering membuat manusia tersesat dan masuk kedalam jurang
kemusyirikan. Namun tidak semua jin itu jahat, ada juga jin yang baik,
jin yang beragama, jin islam dan mau menjadi pengikut nabi Muhammad.
Bahkan, ada salah satu pesantren di Jombang yang khusus membuka kelas
Jin. Percaya atau tidak santri di pesantren tersebut satu kelas semuanya
Jin. Jadi bagi orang awam yang melihatnya, seorang ustad mengajari
kelas yang kosong.
Mungkin bagi orang-orang eksistensialisme tidak percaya dengan hal ini.
Karena jin tidak bisa dilihat dengan kasat mata. Mereka adalah mahluk
halus yang berupa kumpulan gas.
Entah unsur pembentuknya hidrogen, atau helium, atau oksigen, belum ada
yang bisa mengungkap materi pembentuk jin. Mungkin suatu saat akan
seorang ilmuan yang akan meneliti tentang materi yang membentuk jin.
Semoga saja, sehingga misteri alam gaib yang selama ini kita curigai
sebagai alam jin bisa terungkap. Tapi, jangan pernah berharap dapat
mengungkap misteri alam gaib yang sebenarnya, yaitu alam setelah
kematian. Hal itu akan tetap menjadi rahasia Tuhan.
update :Penulis akan membeberkan rahasia menembus dimensi alam jin.
Hanya saja, dalam pembedaranya nanti, penulis akan memaparkan lewat
tahapan demi tahapan. Maksudnya tiada lain agar bagi mereka yang suka
akan dunia mistik, bisa dengan mudah memahaminya. Seperti apakah
tahapannya? Inilah uraian selengkapnya…:
Lewat pemahaman yang disarikan dari kitab Manba’u Usulul Hikmah
Bimuallif, karangan Imam Ali Albuny, diterangkan sebagai berikut:
Bahwa setiap manusia yang menginginkan berjumpa atau masuk ke alam
bangsa jin, maka dia harus bisa melewati dua alam terlebih dahulu,
yaitu: Alamul Ahmar dan Alamul Abdul Jumud.
Di samping hal tersebut, kita juga harus bisa memahami tentang
pintu-pintu gaib yang bakal kita tempuh atau kita lalui. Mengapa? Sebab,
sedikit saja kita salah jalan, bukan bangsa jin (dalam hal ini yang
dimaksud adalah Jin Muslim-Pen) yang bakal kita temui, melainkan bangsa
alam lain yang samar-samar dan tak kasat mata. Walhasil, bukan keinginan
kita yang akan tercapai, melaikan kefatalan dan tipu muslihat dari
bangsa gaib yang menyesatkan itu yang akan kita terima.
Mengenai arti alam sendiri, jauh-jauh para ulama sudah menuliskannya di
beberapa kitab. Salah satunya seperti pendapat dari Imam Bujeremi, dalam
kitabnya “IQNA”. Imam Bujeremi menuliskan beberapa tingkatan alam yang
terdiri dari makhluk tak kasat mata, dimulai dari alam manusia, Ahmar,
Abdul Jumud, Ahyar, Jin, Azrak, Khoarik, Thurobi, Barri, Adli, Sama’,
Majazi, Malaikat, Jabarut, Qolam, dan Arsy.
Nah, dari kehidupan makhluk-makhluk yang berada di alamnya
masing-masing, manusia bisa saja menemui atau menembus ke salah satu
alam yang diinginkan bila manusia itu sendiri memang sudah cukup ilmu
dan pengetahuan untuk menembusnya.
Mari kita kembali ke tahapan menembus dimensi alam jin. Lewat pembedaran
yang sama dari kitab “Manba”u Usulul Hikmah”, dijabarkan bahwa siapapun
orangnya bisa menembus dimensi alam jin apabila manusia itu sendiri
sudah menguasai dua alam sebagai tingkatan alam dibawahnya, yakni alam
Ahmar dan alam Abdul Jumud.
Alam Ahmar: Sebuah alam yang dihuni jutaan makhluk tak kasat mata yang
menguasai bumi dan lautan. Ahmar juga disebut dengan istilah “Bangsa
Lelembut” yang masih keturunan dari bangsa manusia lewat silsilah Anfus,
anak dari Nabiyullah Syiet, yang diturunkan lewat zaman sanghiyang.
Yang termasuk ke dalam golongan penghuni Alam Ahmar ini adalah: Nyi Roro
Kidul, Dewi Lanjar, dan seluruh wadya balanya.
Abdul Jumud: Sebuah alam yang dihuni oleh bangsa makhluk tak kasat mata
yang menguasai bumi, batu dan pepohonan. Abdul Jumud disini disebut juga
dengan istilah “Dedemit”. Mereka juga masih keturunan bangsa manusia
dari zaman Togog. Contohnya seperti: Kuntilanak, Memedi, Perkayang dan
lain sejenisnya.
Nah, untuk bisa menguasai kedua alam ini, di setiap akan ritual menembus
dimensi alam jin, siapkan sesaji berupa: bunga setaman, melati, mawar
dan kelapa hijau. Hal seperti ini ditunjukkan untuk menghormati bangsa
Ahmar sebagai wasilah jalannya.
Sedangkan untuk melewati alam bangsa Abdul Jumud disarankan agar
membakar madat apel jin di awal mau memulai ritual. Niscaya bangsa Abdul
Jumud ini akan paham dan tidak mengganggu prosesi ritual yang kita
jalankan.
Untuk membuka pintu alam jin sendiri, salah satu rituanya adalah dengan
menaburkan terus kemenyan putih yang sudah dihaluskan secara terus
menerus. Hanya saja dalam pengenalan menembus alam jin harus sangat
hati-hati. Terutama siapa nama dari
jin itu sendiri yang akan kita temui.
Di sisi lain, kita sebagai manusia haruslah tahu, kapan waktunya kita
menjalankan ritual, dengan ayat apa kita memanggil, lewat pintu mana
kita masuk, dan permohonan apa yang kita inginkan. Sebab bangsa jin
tidak seperti bangsa manusia pada umumnya. Mereka selalu memakai aturan
dan tatakrama yang penuh akan kedisiplinan. Mereka juga bisa dikatakan
sangat temperamental dan mudah tersinggung apabila kita bangsa manusia
tidak bisa memahami watak dari sifat mereka.
Sebagai suatu kewaspadaan, bangsa jin disini terbagi menjadi dua
golongan, yaitu Abyad dan Aswad (Jin Putih/Muslim dan Jin Hitam/Kafir).
Di samping itu bangsa jin terdiri dari empat sifat perilaku, tergantung
dari alam yang ditempatinya, yakni: tanah, air, bangunan, dan
awang-awang (angkasa).
Dari empat sifat yang menjadi tempat tinggal mereka, semua mempunyai
perbedaan dalam menerima kita manusia, baik dari segi pemanggilan, ayat
atau amalan yang dibaca, maupun sesaji ritual yang disajikan untuk
mereka.
Apabila kita tidak memahami secara mendetil tentang ritual untuk
menembus ke alam mereka, golongan bangsa Jin Hitam atau Jin Kafir-lah
yang akan berperan untuk menemui kita dengan seribu tipu daya yang
menyesatkan. Misalnya saja, kita akan diming-imingi kekayaan, harta
karun, bisa menarik pusaka dan lain-lain perkara musykil yang tidak bisa
diterima akal.
Intinya, pikiran kita akan terus dicecoki oleh bermacam hayalan yang
menggiurkan. Ucapan kita jadi ngelantur, mudah emosi, mudah tersinggung,
senang menutup diri dalam kamar, suka melamun dan tidak menerima akan
nasehat apapun dari orang lain.
Bukan hanya itu saja, golongan jin hitam atau Jin Kafir juga akan terus
menjumpai kita dengan taktik berupa kelembutan, serta berperan dalam
kebaikan, seperti halnya figure guru gaib yang benar-benar mau
mengajarkan seluruh ilmunya kepada kita. Nah, bila sudah seperti ini
jadinya, kita sudah melenceng jauh dari jalan yang sebelumnya kita
harapkan. Lebih fatal lagi, kita bisa melenceng dari akidah beragama
(Islam)
Sekedar tips, apabila dalam suatu ritual yang kita jalani selama ini,
seringkali didatangi makhluk-makhluk dari dimensi lain, maka cobalah
perhatikan kedatangan mereka. Apabila makhluk lain alam ini datang
menjumpai kita dari arah depan, belakang, samping kanan atau kiri, maka
janganlah digubris kedatangannya. Sebab cara kedatangan mereka seperti
itu sudah jelas menunjukkan bahwa mereka berasal golongan bangsa jin
hitam atau Jin Kafir.
Kitab Manba’u Usulul Hikmah sendiri mengupasnya, “Jangan sesekali Anda
percaya akan tipu muslihat dari beragam makhluk gaib yang datang dari
arah empat penjuru. Sesungguhnya, hanya satu arah yang mereka lewati
sebagai teman kita yang benar, yaitu lewat arah atas.”
Lewat pembedaran salah satu tahapan ini, tentu diharapkan akan bisa
menjadi bahan intropeksi kita bersama, bahwa sejatinya tidak ada ilmu
yang bersifat instant dimuka bumi ini, kecuali kita sendiri mau berusaha
dengan sungguh-sungguh untuk menguasainya.
Nah, untuk tahap terakhir dalam menembus dimensi alam jin, pelajarilah
ayat-ayat,ajian, atau amalan pemanggilan secara matang. Sebab,
kesemuanya itu akan menentukan suatu pilihan kita untuk bisa memilih,
siapa (maksudnya bangsa jin-Pen) yang akan kita temui kelak.
Sebagai bahan dasar, pelajari arti, naktu, huruf, angka, rujukan dan
dari mana sumbernya. Bisa juga lewat rahasia huruf Abajadun. Sebab
rahasia huruf, Abajadun, memuat 99 keistimewaan, yang mana salah satunya
termasuk dari rahasia alam jin itu sendiri. Seperti contoh, huruf Alif
yang mempunyai angka 1. Penjaga dari huruf Alif ini adalah malaikat
bernama Tholthobausin, dari bangsa gaibnya bernama Ahmar. Ayat dari Alif
sendiri adalah Al-Quddus. Dari bangsa gaib yang bernama Ahmar ini sudah
jelas masuk dalam katagori huruf Alif.
Jadi pada intinya, apabila kita ingin menembus alam Ahmar atau alam
lelembut, maka perbanyaklah dengan membaca ayat Al-Quddus, untuk
bilangan angka 1 yang terdapat dalam huruf Alif. Hal itu menunjukkan
nama yang dituju, seperti nama Ibu Ratu Kidul jatuh pada naktu: Ya
Adzim. Bila ingin memanggil beliau, gabunglah dua asma’ Ahmar dan dan
nama Ibu Ratu: Al-Quddus Ya Adzim…dan seterusnya.